28 January 2008

"Amanat Agung"


Fundamentalisme sebetulya dapat terjadi pada agama apapun. itu tergantung konsep yang ada di kepala kita. Pemahaman yang sempit terhadap kitab suci biasanya semakin menguatkan "paham" ini. Bagi sebagian orang kristen, ayat di bagian akhir kitab Matius biasanya dijadikan "ayat favorit". Pemahaman bahwa " kita adalah satu-satunya agama yang benar" harus diteruskan dengan pemahaman "... pergilah dan baptislah mereka dalam nama ... " maka akan menimbulkan apa yang dinamakan "fundamentalisme", jika tidak mau disebut "kepicikan". Dan gawatnya itu dijadikan sebuah "amanat agung" orang beragama kristen.

Bagi saya, amanat agung itu akan lebih indah dan damai jika menggunakan " ... kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri".

Bunda Theresa mengatakan demikian :
"Tangan pengasih yang sama yang telah menciptakan engkau, telah menciptakan aku pula. Kalau Ia adalah Bapamu, Ia mestinya Bapaku juga. Kita semua berasal dari dari keluarga yang sama. Hindu, Katolik, Budha, Muslim dan semua orang adalah saudara-saudara kita. Mereka juga anak-anak Allah. Iman itu pemberian istimewa dari Tuhan, tetapi Tuhan tidak memaksakannya. Kaum Kristen, Katolik, Muslim, Hindu, Budha, semua orang beragama maupun tidak, mendapat kesempatan bekerja sama dengan kita untuk melakukan PERBUATAN KASIH..." (kutipan dari Mutiara Cinta Muder Teresa. Hal 33)
(cuplikan ini diambil dari bahan PA P3H tahun 2004)

Dan satu lagi, kita sering sekali "berkonsep-konsep" ria tanpa dapat mengimbanginya dalam tahap implementasi. kita belum bisa sadar sepenuhnya bahwa Ibadah itu bukan hanya rajin ke gereja, PA, perjamuan kudus, katekisasi, "membawa jiwa baru" dan sebagainya. Tetapi bahwa kehidupan kita seara utuh, menyeluruh adalah Ibadah yang sesungguhnya.


Baca Selengkapnya

11 January 2008



Cerita ini adalah "kisah nyata" yang pernah terjadi di Amerika.

Seorang pria membawa pulang truk baru kebanggaannya, kemudian ia meninggalkan truk tersebut sejenak untuk melakukan kegiatan lain.

Anak lelakinya yang berumur 3 tahun sangat gembira melihat ada truk baru, ia memukul-mukulkan palu ke truk baru tersebut. Akibatnya truk baru tersebut penyok dan catnya
tergores.

Pria tersebut berlari menghampiri anaknya dan memukulnya, memukul tangan anaknya dengan palu sebagai hukuman.

Setelah sang ayah tenang kembali, dia segera membawa anaknya ke rumah sakit.
Walaupun dokter telah mencoba segala usaha untuk menyelamatkan jari- jari anak yang hancur tersebut, tetapi ia tetap gagal.Akhirnya dokter memutuskan untuk melakukan amputasi semua jari pada kedua tangan anak kecil tersebut.

Ketika anak kecil itu sadar dari operasi amputasi dan jarinya telah tidak ada dan dibungkus perban, dengan polos ia berkata, "Papa, aku minta maaf tentang trukmu." Kemudian, ia bertanya, "tetapi kapan jari- jariku akan tumbuh kembali?"
Ayahnya pulang ke rumah dan melakukan bunuh diri.

Renungkan cerita di atas!
Berpikirlah dahulu sebelum kau kehilangan kesabaran kepada seseorang yang kau cintai.

Truk dapat diperbaiki. Tulang yang hancur dan hati yang disakiti seringkali tidak dapat diperbaiki.

Terlalu sering kita gagal untuk membedakan antara orang dan perbuatannya, kita seringkali lupa bahwa mengampuni lebih besar daripada membalas dendam.

Orang dapat berbuat salah. Tetapi, tindakan yang kita ambil dalam kemarahan akan menghantui kita selamanya. Tahan, tunda dan pikirkan sebelum mengambil tindakan. Mengampuni dan melupakan, mengasihi satu dengan lainnya.

Ingatlah, jika kau menghakimi orang, kau tidak akan ada waktu untuk mencintainya waktu tidak dapat kembali....

hidup bukanlah sebuah VCD PLAYER, yang dapat di
backward dan Forward..... ..
HIDUP hanya ada tombol PLAY dan STOP saja....


jangan sampai kita melakukan kesalahan yang dapat membayangi kehidupan kita kelak....... ..

yang menjadi sebuah inti hidup adalah "HATI"

hati yang dihiasi belas kasih dan cinta kasih.....
CINTA KASIH merupakan nafas kehidupan kita yang
sesungguhnya. ........

Baca Selengkapnya