20 October 2008

PINDAH GEREJA


Beberapa hari yang lalu ada temenku yang meyatakan ingin pindah gereja. alasannya seperti kebanyakan orang bahwa di gereja A sudah tidak menarik lagi, banyak masalah, ndak cocok dengan pendetaya, sampai alasan yang exstrim yaitu di gereja A tidak ada roh kudus, tidak greget, dan seribu alasan yang lain. Kemudian aku berfikir, mengapa fenomena seperti ini sering dan banyak terjadi?aku mencoba untuk mencari kata yang pas dari berbagai alasan yang biasa muncul. Apa ya??? mungkin yang tepat "tidak puas".

kalo memang itu kata yang tepat, menurutku begini:

Ke gereja, ibadah, PA, dsb..... itukan hanya bagian dari spiritualitas manusia. manusia, mereka, yang selalu pindah gereja, tidak akan pernah bisa nyaman jika ke gereja hanya untuk mencari "kepuasan". Inilah yang selalu ada dibenakku. kemudian aku coba untuk browsing untuk mencari definisi spiritualitas. akhirnya aku menemukan sesuatu yang bagus buat kita renungkan berkaitan dengan hidup beriman, ibadah, kegerja dan sebagainya. yang jelas buat SPIRITUALITAS.

Ketika kita ”sadar” siapa diri kita sebenarnya, di mana tempat kita berada di alam semesta dan ke manakah tujuan hidup kita, berarti kita telah memasuki wilayah spiritualitas.

Pada suatu sore menjelang malam, ada tiga orang tua yang sedang berdiri di depan pintu sebuah rumah. Ketiganya kelihatan seperti sedang dalam perjalanan jauh. Namun meskipun demikian tidak tampak tanda kelelahan atau kegetiran dari raut muka mereka. Beberapa saat kemudian keluarlah seorang wanita dari dalam rumah tersebut. Melihat ketiga orang tua tersebut, wanita ini menjadi iba dan mempersilahkan mereka untuk masuk ke rumah dan makan malam bersama dengan keluarga di rumah tersebut.
Salah satu dari ketiga orang tua tersebut menjawab,”Perkenalkan nama saya adalah WEALTH (yang berarti kekayaan), dia bernama SUCCESS (yang berarti kesuksesan), dan teman saya yang satu lagi bernama LOVE (yang artinya kasih). Kami tidak dapat masuk bersama-sama ke dalam rumah. Anda harus memilih siapa di antara kami yang Anda undang untuk masuk ke dalam?”
Kemudian si wanita masuk kembali ke dalam rumah dan menceritakan kejadian tersebut kepada suaminya. ”Sudah jelas bagi kita untuk mengundang WEALTH ke dalam rumah. Karena dengan kekayaan kita dapat memiliki segalanya di dunia ini,” kata sang suami. Tetapi sang istri lebih memilih SUCCESS untuk dapat menikmati kehidupan di dunia ini. Tiba-tiba anak mereka yang berumur sebelas tahun menimpali, ”Mengapa kita tidak memilih LOVE, sehingga kita bisa saling mengasihi dan menciptakan kedamaian dalam kehidupan kita.”
Akhirnya mereka sepakat untuk mengundang LOVE. Ketika sang isteri menyampaikan hal tersebut kepada ketiga orang tua tadi, maka masuklah LOVE ke dalam rumah. Tetapi kemudian kedua orang tua yang lain juga mengikutinya masuk ke dalam rumah. Bertanyalah wanita itu,”Kami hanya mengundang LOVE, mengapa kalian berdua juga mau masuk ke dalam rumah kami? Bukankah kalian berkata bahwa kalian tidak dapat masuk bersama-sama ke dalam rumah?” Salah satu dari orang tua itu menjawab,”Jika kalian mengundang saya, WEALTH atau teman saya, SUCCESS, dua orang dari kami akan tetap tinggal di luar. Tetapi karena Anda mengundang LOVE, maka kami berdua harus ikut ke dalam. Kemana pun LOVE pergi kami akan mengikutinya. Whereever there is love, there is also wealth and success.”
Kisah ini menunjukkan bahwa seorang anak kecil dapat memperlihatkan kecerdasan spiritual yang tinggi. Jelas bagi kita bahwa sang anak lebih cerdas secara spiritual, karena mengetahui manakah yang lebih penting antara kekayaan, kesuksesan dengan cinta kasih.
(kutipan dari www.sinarharapan.co.id) 

Aku ingin mengatakan bahwa ibadah,PA, itu penting. tetapi menurutku yang lebih penting adalah Spiritualitas. menyadari keberadaan kita ditengah alam yang luas dan beragam. saling menghargai perbedaan, hidup damai dan menebar cinta seperti pilihan anak kecil di atas. Karena khusuknya kita berdoa, ibadah, PA, jika kita tidak memiliki kepekaan sosial, terus menebarkan kebencian (termasuk ketika menjalankan ibadah), bersikap sombong dan congkak seolah-olah benar sendiri, seolah-olah cara ibadahnya yang paling bener, aku pikir itu sia-sia saja. percuma......  dan yang jelas, kita yang dewasa, orang tua BELUM TENTU mempunyai kecerdasan spiritualitas yang lebih tinggi dibandingkan anak kecil. Orag yang rajin berdoa, kuat dalam ibadah, baca kitab suci tiap jam, BELUM TENTU mempunyai kecerdasan spiritualitas yang lebih tinggi dibandingkan orang yang biasa-biasa saja.

Baca Selengkapnya

09 October 2008

IMAN atau KEBENCIAN


UNTUK DIREFLEKSIKAN ......! ! !

Beberapa bula yang lalu, ada seorang teman yang membawakan CD (tanpa gambar) tetang KKR (Kebaktian Kebangunan Rohani) sebuah gereja di Jawa Timur. dalam KKR itu menghadirkan seorang "pentolan" FPI Surabaya yang "menerima Yesus" alias masuk Kristen. saya pribadi sebetulnya tidak simpatik lagi dengan hal-hal seperti itu. karena menurut saya itu bukan kebangunan Iman tapi menebar KEBENCIAN. tapi saya tetap ingin mendengarkan isi ceramahnya "orang suci" ini. dan benar saja bahwa isinya tidak masuk akal, sangat egois, meceritakan keindahan "rumah barunya" dengan terus menerus mejelek-jelekkan "rumah yang lama".  

Temen-temen sekalian, saya lalu berfikir, BERGUNAKAH itu semua? Apakah yang dimaksud dengan IMAN jika untuk membangun dan meng-upgrade-nya saja harus dengan cara seperti "mengajak perang"  bisa ndak kita membayangkan bahwa telah bertahun-tahun gereja membangun hubungan baik, dialog, dan terus meningkatka nilai pluralitas bagi jemaatnya, dan hanya dalam waktu 2 atau 3 jam KKR saja itu bisa musnah, hancur berkeping-keping. Dan anehnya hal seperti ini mulai banyak dilakukan di lingkup GKSBS. 

Sekedar mengingatkan dalam tulisan saya beberapa waktu lalu, Dalam kehidupan kehidupan yang pluralis ini masih relevankah kita untuk memandang "jadikalah semua bangsa muridku dan baptislah mereka dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus..." itu sebagai AMANAT AGUNG yang harus dijaga sebagai sebuah misi? bukankah akan lebih indah bagi sesama dan dunia ini jika kita MENGASIHI SESAMA SEPERTI DIRIMU SENDIRI, MENGAMPUNI TUJUH PULUH KALI TUJUH KALI, dan masih banyak lagi ayat alkitab yang sangat indah untuk dijadikan AMANAT AGUNG??   

Hidup berdampingan dengan damai seharusnya menjadi misi setiap orang dengan cara saling menghargai perbedaan, menghilangkan mayoritas dan minoritas. karena dimana ada mayoritas disitu pasti akan ada pemaksaan kehendak (dikutip dari Sri Sultan Hamengkubuwono X pada seminar Lintas Agama di Metro) 

Hidup Pemuda GKSBS, Jadilah Agen Perdamaian...

Salam Damai.

Baca Selengkapnya