20 December 2008

IBU, Aku Sayang Kamu....


Sepertinya kita jarang ya sengaja merenung khusus buat ibu, orang yang telah melahirkan dan memberikan 100% sayangnya selama kita hidup dan bertumbuh. Nah, pada desember 2008 ini saya teringat akan moment tgl 22 ini sebagai HARI IBU. trus aku browsing internet untuk cari "sesuatu" yang bagus yang bisa membantu saya buat meletakkan hati dan pikiran kita pada sosok IBU. Langsung saja tak copy paste ya. Semoga bermanfaat.



Tuhan menciptakan pria, lalu mengamatinya dengan seksama, memandanginya secara menyeluruh, dan berkata: "Aku bisa melakukan yang lebih baik daripada ini". Kemudian, Ia pun menciptakan perempuan.

Kini giliran diciptakan para wanita.
Seorang malaikat menghampiri Tuhan dan berkata lembut:
"Tuhan, banyak nian waktu yg Tuhan habiskan untuk menciptakan ibu ini?"
dan Tuhan menjawab pelan: "Tidakkah kau lihat perincian yang harus dikerjakan?"

1. Ibu ini harus waterproof (tahan air/cuci) tapi bukan dari plastik.
2. Harus terdiri dari 180 bagian yang lentur, lemas dan tidak cepat capai.
3. Ia harus bisa hidup dari sedikit teh kental dan makanan seadanya untuk mencukupi kebutuhan anak-anaknya.
4. Memiliki kuping yang lebar untuk menampung keluhan anak-anaknya.
5. Memiliki ciuman yang dapat menyembuhkan dan menyejukan hati anaknya.
6. Lidah yang manis untuk merekatkan hati yang patah, dan
7. Enam pasang tangan!!
Malaikat itu menggeleng-gelengkan kepalanya "Enam pasang tangan....?"
"Tentu saja! Bukan tangan yang merepotkan Saya, melainkan tangan yang melayani sana sini, mengatur segalanya menjadi lebih baik...." balas Tuhan.
8. Juga tiga pasang mata yang harus dimiliki seorang modelnya?"
Malaikat semakin heran.
Tuhan mengangguk-angguk.
Sepasang mata yang dapat menembus pintu yang tertutup rapat dan bertanya:
"Apa yang sedang kau lakukan di dalam situ?", padahal sepasang mata itu sudah mengetahui jawabannya.
"Sepasang mata kedua sebaiknya diletakkan di belakang kepalanya, sehingga ia bisa melihat ke belakang tanpa menoleh".
Artinya..., ia dapat melihat apa yang sebenarnya tak boleh ia lihat dan pasang mata ketiga untuk menatap lembut seorang anak yang mengakui kekeliruannya.
Mata itu harus bisa bicara!
Mata itu harus berkata: "Saya mengerti dan saya sayang padamu".
Meskipun tidak diucapkan sepatah kata pun.
9. Ia harus bisa menyembuhkan diri sendiri kalau ia sakit.
10. Ia harus bisa memberi makan 6 orang dengan satu setengah ons daging.
11. Ia juga harus menyuruh anak umur 9 tahun mandi pada saat anak itu tidak ingin mandi.

Akhirnya Malaikat membalik-balikkan contoh Ibu dengan perlahan.
"Terlalu lunak", katanya memberi komentar.
"Tapi kuat" kata Tuhan bersemangat.
"Tak akan kau bayangkan betapa banyaknya yang bisa ia tanggung, pikul dan derita."
"Apakah ia dapat berpikir?" tanya malaikat lagi.
"Ia bukan saja dapat berpikir, tapi ia juga dapat memberi gagasan, idea dan berkompromi" , kata Sang Pencipta.
Akhirnya Malaikat menyentuh sesuatu di pipi, "Eh, ada kebocoran di sini"
" Itu bukan kebocoran", kata Tuhan.
"Itu adalah air mata.... air mata kesenangan, air mata kesedihan, air mata kekecewaan, air mata kesakitan, air mata kesepian, air mata kebanggaan, airmata...., air mata...."
"Tuhan memang ahlinya...." , akhirnya Malaikat berkata pelan

Baca Selengkapnya

17 December 2008

CHRISTMAS WITH THE POOR


Natal dengan makna kelahiran dan kedatangan Tuhan Yesus merupakan rangkaian karya penyelamatan Allah terhadap manusia dengan mengutamakan nilai-nilai cinta kasih dan kedamaian (love and peace). Natal bermakna pula Tuhan Yang Maha Tinggi berkenan merendahkan diri-Nya dengan menjadikan kandang domba sebagai tempat kelahiran-Nya serta melayani manusia sebagai pilihan tugas panggilan-Nya. Selanjutnya Natal juga mempunyai makna Tuhan Yang Maha Suci solider, bahkan berkenan hadir kedunia yang penuh dengan dosa untuk mencari dan mendatangi, menjamah serta menolong semua orang yang mengharapkan pertolongan dan keselamatan dari-Nya. Hal-hal tersebut terlihat secara gamblang melalui kiprah Tuhan Yesus semasa di dunia. Ia tidak pernah menggunakan cara-cara kekerasan bahkan melanggar HAM untuk mencapai maksud-Nya



Namun cinta dan kedamaian selalu melandasi seluruh tindakan-Nya. Ia tidak pernah menunggu, tetapi mencari orang-orang yang membutuhkan pertolongan-Nya. Ia juga tidak pernah merasa risau dan canggung menolong orang-orang yang terpinggirkan dan kelaparan, anak-anak yatim serta janda, penderita kusta, pelacur, penjahat dan penyandang penyakit masyarakat yang lain. Selanjutnya Ia juga memberikan penghiburan yang menyejukan serta memberikan dorongan semangat dan pengharapan bagi mereka yang kesusahan dan mengalami keputus-asaan. Namun demikian Ia pun melakukan tindakan secara gagah berani dan tegas terhadap persoalan yang berhubungan dengan rumah ibadah. Ia juga tidak merasa takut untuk melakukan kritik dan teguran terhadap penguasa dan pemuka agama yang melakukan kesalahan dan ketidak adilan. Akhirnya, secara tegas dan tidak ragu-ragu pula Ia memberikan jaminan bahwa siapapun yang tetap setia sampai kedatangan-Nya kedunia kembali akan memperoleh keselamatan kekal.
Umat Kristen secara individu serta Gereja sebagai sebuah institusi meyakini dan meneladani apa yang dilakukan oleh Tuhan Yesus serta menjadikannya sebagai nilai dalam menjalankan tugas pelayanan kepada masyarakat, bangsa dan negara. Berlandaskan nilai-nilai tersebut umat Kristen dan Gereja sudah sewajarnya jika terpanggil untuk melakukan pelayanan kepada siapa saja tanpa pilih kasih, serta memberikan pertolongan terhadap permasalahan yang mereka hadapi apapun permasalahannya. Umat Kristen juga meyakini dan selalu menantikan kedatangan-Nya kembali untuk menggenapi karya penyelamatan-Nya dimaksud.
Namun demikian selain menjadikan nilai-nilai yang terkandung di dalam makna Natal sebagai dasar kehidupan dan pelayanan kepada masyarakat, bangsa dan negara, umat Kristenpun dipengaruhi pula oleh nilai yang muncul dari ungkapan “ojo nyedak kebo gupak”, yang secara harafiah berarti jangan mendekat kerbau kotor. Ungkapan tersebut merupakan ajaran masyarakat Jawa sebagai bentuk preventip agar seseorang tidak jatuh kedalam sikap dan perilaku tidak baik (sesuai norma yang berlaku), dengan cara menjauhkan diri, berteman, bahkan berhubungan dengan orang-orang yang mempunyai sikap dan perilaku tidak baik tersebut, yang digambarkan sebagai “kebo gupak”. Dengan adanya ungkapan ini maka orang-orang yang merasa mempunyai sikap dan perilaku baik akan mengambil jarak, bahkan mengucilkan orang-orang yang dianggap mempunyai sikap dan perilaku tidak baik. Nilai ini diajarkan secara terus menerus dari generasi ke generasi di dalam keluarga, sekolah maupun masyarakat.
Dewasa ini umat Kristen sedang berada dan bersama-sama dengan masyarakat menghadapi berbagai permasalahan yang cukup berat, antara lain masalah kemiskinan. Puluhan juta masyarakat Indonesia hidup dalam kemiskinan, bahkan di beberapa daerah kelaparan telah mengakibatkan kematian bagi puluhan orang. Mereka butuh uluran tangan dan pertolongan. Bukankah kemiskinan justru terjadi pada masyarakat yang sebagian besar penduduknya beragama Kristen. Selain kemiskinan, permasalahan yang tidak kalah prioritasnya adalah banyaknya penderita narkoba. Untuk masalah ini Indonesia yang semula hanya dijadikan sebagai pasar dari obat-obat terlarang tersebut, telah berkembang menjadi negara tempat untuk memproduksi, bahkan salah satu pabrik yang berhasil dibongkar oleh aparat kepolisian merupakan pabrik terbesar ketiga di didunia. Ribuan generasi muda menderita dan membutuhkan pertolongan karena narkoba ini. Selanjutnya permasalahan yang tidak kalah menakutkan adalah masalah HIV/AIDS. Untuk masalah inipun Indonesia menempati urutan ketiga jika dilihat dari jumlah penderitanya. Sama halnya dengan penderita kusta, penderita narkoba serta HIV/AIDS pun masih memperoleh stigma yang negatip dari masyarakat sehingga dikucilkan dari lingkungannya, padahal mereka perlu diselamatkan. Selain itu di tengah-tengah masyarakat masih dijumpai ribuan orang penyandang masalah-masalah sosial atau penyakit masyarakat. Mulai dari anak-anak jalanan, PSK, penjudi, dan pelaku tindak kriminal lainnya. Mereka membutuhkan pencerahan sehingga terbebas dari sikap dan perilaku yang dianggap menyimpang tersebut.
Jika umat Kristen dan Gereja sebagai institusi berpedoman pada nilai-nilai yang diajarkan oleh Tuhan Yesus, tentunya terpanggil untuk menangani permasalahan-permasalahan tersebut secara total, konseptual dan berkesinambungan Namun jika umat Kristen dan Gereja lebih banyak dipengaruhi oleh nilai-nilai dari ungkapan “ojo nyedak kebo gupak” maka Natal akan kehilangan maknanya.

Baca Selengkapnya

12 December 2008


Pada Pertemuan Pemuda GKSBS tanggal 20-22 Nopember 2008, Pemuda telah menggumuli tentang ISU KEMISKINAN. Pemuda sadar bahwa KEMISKINAN di Indonesia (bahkan dunia) ini telah mendera bukan hanya perempuan dan anak-anak, tetapi juga pemuda. mereka inilah yang selalu bergelut dengan kemiskinan. Pada LOKAKARYA NASIONAL tentang "PERAN GERJA DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN" yang akan diadakan oleh 33 Sinode mitra KerkInActie dan top management 20 NGO, maka PEMUDA GKSBS mengambil sikap dalam rumusan demikian :

SIKAP PEMUDA GKSBS
TENTANG PLURALITAS DAN KEMISKINAN

Komitmen Pemuda GKSBS terhadap diri sendiri.
Pemuda GKSBS adalah Pemuda yang :
1. Membangun sikap apresiatif
2. Sebagai pelaku perubahan demi terwujudnya keadilan
3. Menumbuhkan sikap kesatuan dalam pluralitas
4. Terbuka untuk berdialog

Sikap Pemuda GKSBS terhadap Pluralitas dan Kemiskinan
Pemuda GKSBS adalah anggota Jemaat yang :
1. Mampu dan siap untuk membangun jejaring dengan berbagai elemen masyarakat dan pemerintah
2. Mau merubah paradigma terhadap kemiskinan dan pluralitas.
3. Sebagai motor transformasi social

Peran Pemuda di Tengah masyarakat dan sebagai Warga Negara
Pemuda GKSBS adalah anggota masyarakat dan warga Negara yang :
1. Kritis terhadap kebijakan pemerintah dengan berpihak pada kepentingan orang miskin dan termarginal.
2. Berperan aktif dalam membangun sistem ekonomi kerakyatan.


Baca Selengkapnya

11 December 2008

DOWNLOAD FILE

Salam DINAMIS,

Apa kabar buat kalian semua? setelah kegiatan Temu Pemuda GKSBS kemarin, panitia sudah melaksanakan evaluasi dan membicarakan rencana tindak lanjutnya. Beberapa hasil yang dicapai boleh didownload kok.



Laporan Kegiatan Temu Pemuda
Proposal
Action Plan

Thanks dan Marry X'Mas. O... iya, Tema Natal kita tahun ini adalah "HIDUPLAH DALAM PERDAMAIAN DENGAN SEMUA ORANG" (Roma 12 : 18)

Baca Selengkapnya

10 December 2008

DOSAKAH HOMO????

posting ini diambil dari http://www.wikimu.com/News/DisplayNewsRemaja.aspx?id=5089&post=1

Sejak bersekolah dari SD sampai SMA di sekolah yang sama, sering sekali saya dicekoki nasihat, 'Kalau pacaran itu yang 'sehat', jangan sampai berbuat yang nggak-nggak." Bukannya saya mau protes soal aturan pacaran yang sehat, tapi nasihat yang sering ditambahi kalimat-kalimat lain yang melarang ini jadi berdampak agak negatif, paling tidak menurut pandangan saya.

Kalau di sekolah ada siswa/i yang ke mana-mana berdua dengan temannya yang sesama jenis, misalnya, nantinya akan muncul komentar-komentar, "Ih kalian lesbi ya?" "Kayak homo," dan masih banyak lagi. Padahal bisa saja kan, kalau mereka memang tertarik pada satu hal, misalnya suka baca komik yang sama, dan anak-anak lain ternyata tidak suka? Otomatis mereka jadi 'nempel' karena memang cocok. Tapi kalau dua orang berlainan 'jenis' terlihat akrab, kemana-mana juga berdua, sepertinya hampir tidak ada celetuk, "Eh kalian berdua pacaran ya?" Sepertinya anak-anak jaman sekarang lebih tertarik pada orang-orang homo atau lesbian.



Kalau ada cerita, misalnya di Alkitab, tentang Yudas yang menyerahkan Yesus dengan cara menciumnya, atau Paus yang menenangkan raja juga dengan cara menciumnya, langsung terdengar orang-orang mencap 'homo'. Padahal bukankah ciuman menandakan cinta, dan cinta bisa terjadi antara orang tua dengan anak, antara sahabat, bahkan antara hewan dengan pemiliknya? Sayangnya pengertian ciuman sudah dicampuradukkan dengan ciuman yang bersifat vulgar, hanya mengumbar hawa nafsu seperti dalam film-film Barat. Karena Yesus orang yang penuh kasih, tidak salah bila Dia mencintai saudara-saudara manusiaNya dan ditunjukkan dengan ciuman, bukan? Bahkan sekalipun ciuman maut Yudas pun diterimaNya.

Guru saya pun mengatakan bahwa orang-orang homo dan lesbian adalah orang-orang berdosa. Padahal kalau saya renungkan, terkadang mereka jadi begitu bukan karena kelainan atau dosa, tapi karena terpaksa. Saya pernah membaca sebuah artikel bersambung di tabloid yang menceritakan kehidupan para TKW di HongKong. Banyak di antara mereka yang menikah dengan sesama jenis, padahal suami dan anak-anak menunggu di kampung halaman. Lalu yang jadi pertanyaan, kok bisa?

Rupanya mereka sering merasa kecewa dengan laki-laki. Kalau berkencan dengan laki-laki berkebangsaan asing, setelah itu dipukuli atau dikuras uangnya. Sementara dengan sesama perempuan, mereka saling mengerti, tidak saling menyakiti. Lalu apakah dosa kalau mereka jadi saling jatuh cinta? Kita sendiri apakah mau berpacaran dan (nantinya) menikah dengan orang yang setiap hari memukuli dan 'merampok' hasil kerja keras kita? Kalau memang ada, mungkin memang benar cinta, terpaksa, atau hanya sekedar obsesi saja.

Kemungkinan lainnya, menurut seorang dokter, adalah karena hormon di dalam tubuh. Bisa saja fisiknya seorang perempuan, tapi karena hormon 'laki-laki'nya lebih dominan dibanding hormon 'perempuan'nya, kecenderungannya adalah jatuh cinta pada sesama perempuan, demikian juga dengan sebaliknya. Memang bisa saja sih, orang itu disuntik hormon. Tapi bukankah itu berarti melawan kodratnya, bukan sekadar sebagai Adam dan Hawa, tetapi ciptaan Tuhan yang lain yang memang diciptakan demikian adanya.

Saya lebih tidak setuju dengan kata-kata guru saya, yaitu bahwa 'yang sesama jenis tidak diperbolehkan jadi satu karena kalau perempuan tugasnya melahirkan anak, laki-laki yang membuahi si perempuan. Kalau sesama jenis, maka pasti akan jadi timpang'. Sekarang saya bertanya lagi, memangnya jumlah manusia di bumi ini sudah sedemikian langkanya kah? Kalau badak bercula dua yang dibilang begitu sih oke, tapi manusia? Kalau orang kurang mampu yang punya anak sepuluh dan tidak bisa menghidupi semua anaknya, apakah masih harus mengikuti tugasnya?

Kalau sekadar persoalan sifat, pasti satu dari pasangan tersebut harus mengalah. Bukankah pasangan yang berbeda jenis pun harus rela mengalah? Sering terjadi di antara selebritis kita, karena suami dan istri sama-sama mau kerja, lalu mereka cerai dengan alasan tidak cocok? Kalau begitu, berarti bukan masalah gender, tapi rela berkorban atau tidak, bukankah begitu?

Masalah ini, saya sadari, memang sangat kontroversial, terutama karena menyangkut agama dan Kitabnya. Akan lebih baik apabila masalah 'benar dan tidak' dipisahkan dari pengaruh buruk yang mengkotak-kotakkan suatu perbuatan. Sebuah benda yang terlihat kubus, mungkin dari sisi lain terlihat lancip atau bulat. Kalau kita mencoba melihat orang-orang yang tak kita kenal dari sisinya dan bukannya malah mencap buruk dan dosa, mungkin dunia ini akan jadi penuh cinta, tidak terbatasi peraturan yang tak masuk logika. Semua orang pasti ingin dimengerti, begitu pun mereka yang kita cap berdosa karena 'lesbian' atau 'homo'.

Baca Selengkapnya

04 December 2008

SALAM DINAMIS

Selamat pagi, siang, sore dan malam...

Bagaimana kabar kawan-kawan semua?? sudahkah bergerak sebagai Fundraiser GKSBS tercinta ini?? Tetap semangat dan SALAM DINAMIS!!!

Tentunya kita msih ingat dengan renungan pada kotbah pembukaan Temu Pemuda GKSBS kemarin.

Lukas 19 : 12 - 27 bisa ditafsirkan juga sebagai ajaran mengenai bagaimana seharusnya orang yang diberi kepercayaan itu. Ada 10 orang hamba yang diberi kepercayaan untuk mengelola uang mina, masing-masing 1 uang mina. Apakah mereka bisa dipercaya???

Dalam cerita tersebut ada yang menghasilkan 10 mina, ada yang 5 mina tetapi ada juga yang mengembalikan uang 1 mina tetap 1 mina. Yang menghasilkan 10 mina dipercaya untuk mengelola 10 kota. demikian juga yang menghasilkan 5 mina dipercaya untuk mengelola 5 mina. Bagi yang tidak menghasilkan apa-apa, yang hanya menyimpan modal 1 minanya dianggap pemberontak dan diambil kepercayaan dan modalnya dan diberikan kepada yang menghasilkan 10 mina.

Ternyata ada yang dipercaya menghasilkan 10 mina, ada yang dipercaya menghasilkan 5 mina, tetapi ada juga yang tidak dipercaya karena tidak menghasilkan apa-apa.

Kepada hamba yang bisa dipercaya menghasilkan 10 mina, kepadanya diberi kepercayaan lebih dengan ditambah 1 mina lagi. Hamba itu dipercaya bisa bertanggungjawab lebih besar lagi. Sedangkan hamba yang tidak bisa dipercaya diambil kepercayaannya itu.

Sinode GKSBS DIPERCAYA sebagai PUSAT KAJIAN PERAN GEREJA DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN bagi 33 Sinode gereja dan 20 lembaga/yayasan di seluruh Indonesia mitra KerkInActie dari Belanda. Tentu kita semua berharap GKSBS BISA DIPERCAYA. Dan untuk itu alangkah lebih baik jika pemuda GKSBS dipercaya bisa berperan lebih baik lagi. Mari kita bangun keyakinan diri bahwa PEMUDA GKSBS adalah orang-orang muda yang BISA DIPERCAYA dan DIPERCAYA BISA melakukan hal-hal yang lebih baik dan bermanfaat bagi perubahan yang positif.


Salam DINAMIS
Pnt. Sujud Hadinatha

Baca Selengkapnya

SALAM DINAMIS



Setelah kegiatan TEMU PEMUDA GKSBS yang lalu, kita semua tambah semangat ya.... Sepertinya memang harus begitu. Sekedar mengingatkan untuk refreshing otak kita (hee.eee), FORUM PEMUDA GKSBS ini mempunyai sifat yang "cair" (secair-cairnya). dalam arti bahwa organisasi ini bisa saja disebut sebagai "tanpa struktur yang jelas". karena pada dasarnya SIAPA SAJA boleh bergabung. Kita tidak melakukan hal yang aneh-aneh kok... kita juga ga melanggar "hukum negara" dan "hukum sorga". Kita hanya ingin berkumpul, berkreasi, dan berbicara tentang APA YANG BISA KITA LAKUKAN. Itu saja!! Semua demi PERUBAHAN YANG LEBIH BAIK.

Bila kita berbicara tentang "cah enom" alias ANAK MUDA tentunya itu identik dengan SIKAP yang DINAMIS. tidak puas dengan berdiam diri. Di bawah blog ini ada nilai-niliai yang selama ini akan "mengawal" kita dalam DINAMIKA yang POSITIF.

Dan tentu saja, kita sangat ber-thank-u ria jika ada beberapa kontributor yang mau menyempatkan diri ke warnet dan mengirimkan berita, foto, kegiatan, dll. apa sajalah yang boleh untuk dipublikasikan. kirimkan ke email : forumpemuda@gksbs.org atau bisa juga ke email : necis06@yahoo.co.id.

thank you, adios, maturnuhun.
admin, necis06

Baca Selengkapnya

27 November 2008

PHOTO-PHOTO TEMU PEMUDA

ingin lebih banyak photo lagi klik di sini

Baca Selengkapnya

20 October 2008

PINDAH GEREJA


Beberapa hari yang lalu ada temenku yang meyatakan ingin pindah gereja. alasannya seperti kebanyakan orang bahwa di gereja A sudah tidak menarik lagi, banyak masalah, ndak cocok dengan pendetaya, sampai alasan yang exstrim yaitu di gereja A tidak ada roh kudus, tidak greget, dan seribu alasan yang lain. Kemudian aku berfikir, mengapa fenomena seperti ini sering dan banyak terjadi?aku mencoba untuk mencari kata yang pas dari berbagai alasan yang biasa muncul. Apa ya??? mungkin yang tepat "tidak puas".

kalo memang itu kata yang tepat, menurutku begini:

Ke gereja, ibadah, PA, dsb..... itukan hanya bagian dari spiritualitas manusia. manusia, mereka, yang selalu pindah gereja, tidak akan pernah bisa nyaman jika ke gereja hanya untuk mencari "kepuasan". Inilah yang selalu ada dibenakku. kemudian aku coba untuk browsing untuk mencari definisi spiritualitas. akhirnya aku menemukan sesuatu yang bagus buat kita renungkan berkaitan dengan hidup beriman, ibadah, kegerja dan sebagainya. yang jelas buat SPIRITUALITAS.

Ketika kita ”sadar” siapa diri kita sebenarnya, di mana tempat kita berada di alam semesta dan ke manakah tujuan hidup kita, berarti kita telah memasuki wilayah spiritualitas.

Pada suatu sore menjelang malam, ada tiga orang tua yang sedang berdiri di depan pintu sebuah rumah. Ketiganya kelihatan seperti sedang dalam perjalanan jauh. Namun meskipun demikian tidak tampak tanda kelelahan atau kegetiran dari raut muka mereka. Beberapa saat kemudian keluarlah seorang wanita dari dalam rumah tersebut. Melihat ketiga orang tua tersebut, wanita ini menjadi iba dan mempersilahkan mereka untuk masuk ke rumah dan makan malam bersama dengan keluarga di rumah tersebut.
Salah satu dari ketiga orang tua tersebut menjawab,”Perkenalkan nama saya adalah WEALTH (yang berarti kekayaan), dia bernama SUCCESS (yang berarti kesuksesan), dan teman saya yang satu lagi bernama LOVE (yang artinya kasih). Kami tidak dapat masuk bersama-sama ke dalam rumah. Anda harus memilih siapa di antara kami yang Anda undang untuk masuk ke dalam?”
Kemudian si wanita masuk kembali ke dalam rumah dan menceritakan kejadian tersebut kepada suaminya. ”Sudah jelas bagi kita untuk mengundang WEALTH ke dalam rumah. Karena dengan kekayaan kita dapat memiliki segalanya di dunia ini,” kata sang suami. Tetapi sang istri lebih memilih SUCCESS untuk dapat menikmati kehidupan di dunia ini. Tiba-tiba anak mereka yang berumur sebelas tahun menimpali, ”Mengapa kita tidak memilih LOVE, sehingga kita bisa saling mengasihi dan menciptakan kedamaian dalam kehidupan kita.”
Akhirnya mereka sepakat untuk mengundang LOVE. Ketika sang isteri menyampaikan hal tersebut kepada ketiga orang tua tadi, maka masuklah LOVE ke dalam rumah. Tetapi kemudian kedua orang tua yang lain juga mengikutinya masuk ke dalam rumah. Bertanyalah wanita itu,”Kami hanya mengundang LOVE, mengapa kalian berdua juga mau masuk ke dalam rumah kami? Bukankah kalian berkata bahwa kalian tidak dapat masuk bersama-sama ke dalam rumah?” Salah satu dari orang tua itu menjawab,”Jika kalian mengundang saya, WEALTH atau teman saya, SUCCESS, dua orang dari kami akan tetap tinggal di luar. Tetapi karena Anda mengundang LOVE, maka kami berdua harus ikut ke dalam. Kemana pun LOVE pergi kami akan mengikutinya. Whereever there is love, there is also wealth and success.”
Kisah ini menunjukkan bahwa seorang anak kecil dapat memperlihatkan kecerdasan spiritual yang tinggi. Jelas bagi kita bahwa sang anak lebih cerdas secara spiritual, karena mengetahui manakah yang lebih penting antara kekayaan, kesuksesan dengan cinta kasih.
(kutipan dari www.sinarharapan.co.id) 

Aku ingin mengatakan bahwa ibadah,PA, itu penting. tetapi menurutku yang lebih penting adalah Spiritualitas. menyadari keberadaan kita ditengah alam yang luas dan beragam. saling menghargai perbedaan, hidup damai dan menebar cinta seperti pilihan anak kecil di atas. Karena khusuknya kita berdoa, ibadah, PA, jika kita tidak memiliki kepekaan sosial, terus menebarkan kebencian (termasuk ketika menjalankan ibadah), bersikap sombong dan congkak seolah-olah benar sendiri, seolah-olah cara ibadahnya yang paling bener, aku pikir itu sia-sia saja. percuma......  dan yang jelas, kita yang dewasa, orang tua BELUM TENTU mempunyai kecerdasan spiritualitas yang lebih tinggi dibandingkan anak kecil. Orag yang rajin berdoa, kuat dalam ibadah, baca kitab suci tiap jam, BELUM TENTU mempunyai kecerdasan spiritualitas yang lebih tinggi dibandingkan orang yang biasa-biasa saja.

Baca Selengkapnya

09 October 2008

IMAN atau KEBENCIAN


UNTUK DIREFLEKSIKAN ......! ! !

Beberapa bula yang lalu, ada seorang teman yang membawakan CD (tanpa gambar) tetang KKR (Kebaktian Kebangunan Rohani) sebuah gereja di Jawa Timur. dalam KKR itu menghadirkan seorang "pentolan" FPI Surabaya yang "menerima Yesus" alias masuk Kristen. saya pribadi sebetulnya tidak simpatik lagi dengan hal-hal seperti itu. karena menurut saya itu bukan kebangunan Iman tapi menebar KEBENCIAN. tapi saya tetap ingin mendengarkan isi ceramahnya "orang suci" ini. dan benar saja bahwa isinya tidak masuk akal, sangat egois, meceritakan keindahan "rumah barunya" dengan terus menerus mejelek-jelekkan "rumah yang lama".  

Temen-temen sekalian, saya lalu berfikir, BERGUNAKAH itu semua? Apakah yang dimaksud dengan IMAN jika untuk membangun dan meng-upgrade-nya saja harus dengan cara seperti "mengajak perang"  bisa ndak kita membayangkan bahwa telah bertahun-tahun gereja membangun hubungan baik, dialog, dan terus meningkatka nilai pluralitas bagi jemaatnya, dan hanya dalam waktu 2 atau 3 jam KKR saja itu bisa musnah, hancur berkeping-keping. Dan anehnya hal seperti ini mulai banyak dilakukan di lingkup GKSBS. 

Sekedar mengingatkan dalam tulisan saya beberapa waktu lalu, Dalam kehidupan kehidupan yang pluralis ini masih relevankah kita untuk memandang "jadikalah semua bangsa muridku dan baptislah mereka dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus..." itu sebagai AMANAT AGUNG yang harus dijaga sebagai sebuah misi? bukankah akan lebih indah bagi sesama dan dunia ini jika kita MENGASIHI SESAMA SEPERTI DIRIMU SENDIRI, MENGAMPUNI TUJUH PULUH KALI TUJUH KALI, dan masih banyak lagi ayat alkitab yang sangat indah untuk dijadikan AMANAT AGUNG??   

Hidup berdampingan dengan damai seharusnya menjadi misi setiap orang dengan cara saling menghargai perbedaan, menghilangkan mayoritas dan minoritas. karena dimana ada mayoritas disitu pasti akan ada pemaksaan kehendak (dikutip dari Sri Sultan Hamengkubuwono X pada seminar Lintas Agama di Metro) 

Hidup Pemuda GKSBS, Jadilah Agen Perdamaian...

Salam Damai.

Baca Selengkapnya

07 July 2008

DILARANG MENUDING

Ketika kita sekolah dulu, kita pernah dapet nilai jelek kan? dan kalo berkilah pasti guru yang jadi sasaran. "wong gurunya ga bisa ngajar kok.... bahasanya susah dimengerti....", dsb. pun kalo kita ga lulus ujian PTN, "kelasya berisik, kotor, ganggu konsentrasiku..." Atau kalo kita telat kasih laporan ke bos... "komputernya error terus, Pak".

Itu hanya sedikit gambaran yang mungkin saja akan kita lakukan.

Begitu juga dalam rumah tangga. Soal tuding menuding ini nampaknya sudah lumrah terjadi. Ketika Anak kesayangan pulang sambil mewek dan "ngakunya" dipukul teman bermainnya, sang ibu pun mencak-mencak dengan sejuta makian tanpa mau tahu siapa yang salah, dan siapa yang memulai.

Bahkan sepertinya, kehancuran mahligai rumah tangga pun tak jarang memunculkan orang ketiga sebagai kambing hitamnya. Padahal bisa jadi lho, berbagai kekurangan yang terlupa kita tutupi selama bertahun-tahun berumah tangga lah yang sebenarnya menjadi penyebab utama.

Dalam kerja tim pun kita semua sering berlaku demikian. Agar terhindar dari penilaian yang tak sedap atas prestasi kerja kita, maka partner kerja pun dijadikan alasan kegagalan dalam laporan kepada atasan. Kita semua lupa, bahwa kesuksesan maupun kegagalan kerja tim, yang dinilai adalah tim itu sendiri, bukan individunya.iya to? team work katanya. Kegagalan anggota tim, pasti ada andil pimpinan tim yang menyebabkannya. Dan siapa pun yang menjadi pimpinan tim, harus siap menanggung resiko lebih besar. Bukankah pimpinan tim juga mendapatkan keuntungan lebih besar dari keberhasilan yang dicapai?

Hidup tanpa menyalahkan atau menuding orang lain di balik kegagalan yang terjadi semestinya dibiasakan. Sejak detik ini, dan mulai dari diri sendiri. Jika kita mampu menerapkannya dalam diri, barulah mengajak anggota keluarga yang lain untuk memulainya. Terus berlanjut ke lingkungan sekitarnya untuk menularkan kebiasaan ini. Duh, indahnya membayangkan sebuah kampung yang berisi orang-orang yang mau berunjuk diri, dan berani mengakui kesalahan tanpa menuding orang lain. Nikmatnya hidup di sebuah negeri yang masyarakatnya berani berdiri paling depan untuk bertanggungjawab atas kegagalan, kekeliruan, dan kealpaan yang terjadi. Tentu teramat bahagia jika kita sendiri yang mau memulainya; hidup tanpa menuding. Pasti bisa.

Salam buat fans Forum Pemuda GKSBS...... I Love You very much......!!!!

Baca Selengkapnya

21 February 2008

Damai dalam Setiap Langkah



Di Bali ada cerita tentang seorang anak yang pintar, cerdas, dan
ganteng bernama Nyoman. Ia disayangi orang. Bosan dengan semua ini,
ia pergi ke hutan menemui penyihir. Dan Nyoman diberi seruling waktu
yang hanya bisa diputar ke depan. Mulailah ia bereksperimen.

Pertama-tama seruling itu diputar ke masa remaja. Bosan, lalu
diputar ke masa tua. Ia melihat seorang ayah dengan istrinya yang
menua. Ini lebih membosankan. Ia putar ke masa lebih tua lagi. Di
sini baru timbul penyesalan. Ada banyak momen kekinian yang lupa
dinikmati. Masa kanak-kanak yang penuh tawa, masa remaja yang penuh
persahabatan, masa kuliah yang penuh perdebatan. Nyoman pergi ke
hutan, menangis, dan minta penyihir untuk mengembalikan hidupnya.

Kalau boleh jujur, setengah lebih manusia berperilaku seperti
Nyoman, buru-buru ke masa depan. Sesampai di sana, baru menyesal ada
banyak masa kini yang sudah jadi masa lalu dan lupa dinikmati.
Manusia cerdas dan keras sekali menyiapkan diri menyongsong masa
depan, tetapi sering gagal menikmati dan mensyukurinya. Dalam bahasa
kawan yang suka mengeluh, dulu tidak bisa makan enak karena tidak
punya uang. Kini tidak bisa makan enak karena keburu stroke.

Bangsa ini serupa. Pengap dengan Orde Lama, lalu ditumbangkan.
Datang Orde Baru yang nikmatnya sebentar dan harus ditumbangkan
diganti Orde Reformasi. Ada tanda-tanda kuat, ini pun sudah membawa
kebosanan banyak orang.

Peradaban manusia setali tiga uang. Bergerak dari satu kebosanan ke
kebosanan lain: perang dunia pertama, perang dunia kedua, perang
dingin antara dua negeri adikuasa, hantaman bom teroris.

Hari ini sebagai hadiah

Mungkin karena lelah dengan kehidupan yang terus berkejaran ke masa
depan, banyak guru meditasi mengajari muridnya berpelukan dengan
masa kini. Tanpa perlu menunggu dengan syarat berat dan sulit,
dengan badan sekarang, umur sekarang, kekayaan materi sekarang
belajarlah memeluk semuanya dengan senyuman dan persahabatan.

Sebagaimana telah dibuktikan, lebih mudah menemukan kesehatan dan
kebahagiaan dengan senyuman dan persahabatan dibanding dengan
kemarahan dan kebencian. Maka, tidak sedikit penulis (contoh Spencer
Johnson dalam buku The Present) menyimpulkan bahwa hari ini sama
dengan the present (hadiah).

Suami, istri, anak-anak, orang tua, rumah, pekerjaan, kesehatan
sekarang memang tidak sempurna, tetapi semuanya perlu disyukuri.
Sebagai rumah banyak manusia, Indonesia juga tidak sempurna, tetapi
menyisakan banyak hal yang layak disyukuri. Dari matahari terbit dan
terbenam, membawa keindahan; dengan pendapatan sedang, bisa menggaji
pembantu lebih dari seorang, godaan bencana sering membukakan bukti
bahwa manusia Indonesia masih peduli dan punya hati.

Ada sahabat yang berfantasi seperti ini. Andaikan kita tersesat di
luar angkasa, mimpi terindah yang ingin segera terwujud adalah
melangkahkan kaki di planet bumi ini. Politik Pakistan boleh
bergelora, Timur Tengah boleh bergolak, tetapi di bumi ini masih
tersedia berlimpah hal yang layak disyukuri.

Pernapasan adalah keindahan

Pertanyaannya, mengapa susah menikmati masa kini? Ibarat rumah,
tubuh manusia berisi banyak jendela terbuka. Mata, telinga, mulut,
hidung, pikiran, keinginan, perasaan tiap hari terbuka tanpa dijaga
dan membiarkannya menonton acara-acara menakutkan di televisi,
mendengarkan dialog penuh kekerasan di radio. Jadilah kehidupan
seperti rumah berantakan.

Dengan pemahaman mendalam, banyak orang menjaga jendela kehidupannya
dengan penjaga yang bernama kesadaran dan kewaspadaan. Mengaktifkan
penjaga ini amat sederhana, murah meriah. Hanya dengan memerhatikan
napas. Bagi siapa pun, yang perjalanan meditasinya sudah jauh, akan
tahu saat manusia rajin memerhatikan napas, tidak saja penjaga
bernama kesadaran dan kewaspadaan mulai bekerja, tetapi juga
menemukan ada yang indah dalam bernapas penuh kesadaran: berpelukan
dengan masa kini yang abadi.

Masa lalu telah berlalu, masa depan belum datang, keduanya tidak
dalam genggaman. Satu-satunya waktu kehidupan yang menyediakan diri
untuk bisa dipeluk adalah masa kini. Untuk memeluknya, ia
sesederhana tersenyum, lihat, nikmati, syukuri udara masuk dan
keluar melalui lubang hidung.

Akan lebih mudah melakukannya jika seseorang sudah bisa
semengagumkan Jalalludin Rumi: all are sent as guides from the
beyond. Semua yang terjadi membawa bimbingan-bimbingan dan tuntunan-
tuntunan.

Sukses indah, gagal juga indah. Bukankah kegagalan memberi tahu
batas-batas kemampuan diri? Disebut suci baik, disebut munafik juga
baik. Bukankah sebutan munafik membuat kita jadi rendah hati?
Semuanya menyediakan tuntunan-tuntunan.

Bila begini cara memandangnya, menyatu dengan masa kini yang abadi
bisa dilakukan dengan lebih mudah sekaligus indah. Ketenangan
membuat semuanya lebih menawan.

Ini tidak hanya bisa dilakukan di ruang meditasi. Dari membuka mata
di pagi hari, menyatu dengan air dari wastafel, tersenyum pada
kemacetan, memimpin rapat, pulang memeluk pipi orang rumah. Inilah
yang disebut damai dalam setiap langkah.

Dalam bahasa Dalai Lama, transformasi kedamaian dunia melalui
kedamaian diri memang sulit, tetapi itu satu-satunya cara. Maka,
perlu melengkapi keindahan pernapasan dengan kesadaran dalam setiap
kontak. Saat mata mengalami kontak (misalnya melihat orang
menjengkelkan) , ia menimbulkan perasaan tertentu. Latihannya,
perasaan ini bersahabat dengan kewaspadaan atau bersahabat dengan
kebodohan.

Diterangi kesadaran dan kewaspadaan, tiap langkah menjadi langkah
kedamaian sekaligus langkah kesucian. Thich Nhat Hanh tak memiliki
saingan dalam hal ini. Dalam sejumlah karyanya (dari Present moment
wonderful moment sampai Peace is every step), ia senantiasa
menggarisbawahi pentingnya kedamaian saat ini. Di mana pun penulis
akan terdiam sebentar, menarik napas, terhubung dengan kekinian
setiap mendengar bunyi bel. Di ruang meditasinya di desa Plum
Perancis, ia menulis "bernapaslah, engkau masih hidup!"

Sumber: Damai dalam Setiap Langkah oleh Gede Prama, Bekerja di
Jakarta, Tinggal di Perbukitan Desa Tajun, Bali Utara

Baca Selengkapnya

28 January 2008

"Amanat Agung"


Fundamentalisme sebetulya dapat terjadi pada agama apapun. itu tergantung konsep yang ada di kepala kita. Pemahaman yang sempit terhadap kitab suci biasanya semakin menguatkan "paham" ini. Bagi sebagian orang kristen, ayat di bagian akhir kitab Matius biasanya dijadikan "ayat favorit". Pemahaman bahwa " kita adalah satu-satunya agama yang benar" harus diteruskan dengan pemahaman "... pergilah dan baptislah mereka dalam nama ... " maka akan menimbulkan apa yang dinamakan "fundamentalisme", jika tidak mau disebut "kepicikan". Dan gawatnya itu dijadikan sebuah "amanat agung" orang beragama kristen.

Bagi saya, amanat agung itu akan lebih indah dan damai jika menggunakan " ... kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri".

Bunda Theresa mengatakan demikian :
"Tangan pengasih yang sama yang telah menciptakan engkau, telah menciptakan aku pula. Kalau Ia adalah Bapamu, Ia mestinya Bapaku juga. Kita semua berasal dari dari keluarga yang sama. Hindu, Katolik, Budha, Muslim dan semua orang adalah saudara-saudara kita. Mereka juga anak-anak Allah. Iman itu pemberian istimewa dari Tuhan, tetapi Tuhan tidak memaksakannya. Kaum Kristen, Katolik, Muslim, Hindu, Budha, semua orang beragama maupun tidak, mendapat kesempatan bekerja sama dengan kita untuk melakukan PERBUATAN KASIH..." (kutipan dari Mutiara Cinta Muder Teresa. Hal 33)
(cuplikan ini diambil dari bahan PA P3H tahun 2004)

Dan satu lagi, kita sering sekali "berkonsep-konsep" ria tanpa dapat mengimbanginya dalam tahap implementasi. kita belum bisa sadar sepenuhnya bahwa Ibadah itu bukan hanya rajin ke gereja, PA, perjamuan kudus, katekisasi, "membawa jiwa baru" dan sebagainya. Tetapi bahwa kehidupan kita seara utuh, menyeluruh adalah Ibadah yang sesungguhnya.


Baca Selengkapnya

11 January 2008



Cerita ini adalah "kisah nyata" yang pernah terjadi di Amerika.

Seorang pria membawa pulang truk baru kebanggaannya, kemudian ia meninggalkan truk tersebut sejenak untuk melakukan kegiatan lain.

Anak lelakinya yang berumur 3 tahun sangat gembira melihat ada truk baru, ia memukul-mukulkan palu ke truk baru tersebut. Akibatnya truk baru tersebut penyok dan catnya
tergores.

Pria tersebut berlari menghampiri anaknya dan memukulnya, memukul tangan anaknya dengan palu sebagai hukuman.

Setelah sang ayah tenang kembali, dia segera membawa anaknya ke rumah sakit.
Walaupun dokter telah mencoba segala usaha untuk menyelamatkan jari- jari anak yang hancur tersebut, tetapi ia tetap gagal.Akhirnya dokter memutuskan untuk melakukan amputasi semua jari pada kedua tangan anak kecil tersebut.

Ketika anak kecil itu sadar dari operasi amputasi dan jarinya telah tidak ada dan dibungkus perban, dengan polos ia berkata, "Papa, aku minta maaf tentang trukmu." Kemudian, ia bertanya, "tetapi kapan jari- jariku akan tumbuh kembali?"
Ayahnya pulang ke rumah dan melakukan bunuh diri.

Renungkan cerita di atas!
Berpikirlah dahulu sebelum kau kehilangan kesabaran kepada seseorang yang kau cintai.

Truk dapat diperbaiki. Tulang yang hancur dan hati yang disakiti seringkali tidak dapat diperbaiki.

Terlalu sering kita gagal untuk membedakan antara orang dan perbuatannya, kita seringkali lupa bahwa mengampuni lebih besar daripada membalas dendam.

Orang dapat berbuat salah. Tetapi, tindakan yang kita ambil dalam kemarahan akan menghantui kita selamanya. Tahan, tunda dan pikirkan sebelum mengambil tindakan. Mengampuni dan melupakan, mengasihi satu dengan lainnya.

Ingatlah, jika kau menghakimi orang, kau tidak akan ada waktu untuk mencintainya waktu tidak dapat kembali....

hidup bukanlah sebuah VCD PLAYER, yang dapat di
backward dan Forward..... ..
HIDUP hanya ada tombol PLAY dan STOP saja....


jangan sampai kita melakukan kesalahan yang dapat membayangi kehidupan kita kelak....... ..

yang menjadi sebuah inti hidup adalah "HATI"

hati yang dihiasi belas kasih dan cinta kasih.....
CINTA KASIH merupakan nafas kehidupan kita yang
sesungguhnya. ........

Baca Selengkapnya