10 December 2008

DOSAKAH HOMO????

posting ini diambil dari http://www.wikimu.com/News/DisplayNewsRemaja.aspx?id=5089&post=1

Sejak bersekolah dari SD sampai SMA di sekolah yang sama, sering sekali saya dicekoki nasihat, 'Kalau pacaran itu yang 'sehat', jangan sampai berbuat yang nggak-nggak." Bukannya saya mau protes soal aturan pacaran yang sehat, tapi nasihat yang sering ditambahi kalimat-kalimat lain yang melarang ini jadi berdampak agak negatif, paling tidak menurut pandangan saya.

Kalau di sekolah ada siswa/i yang ke mana-mana berdua dengan temannya yang sesama jenis, misalnya, nantinya akan muncul komentar-komentar, "Ih kalian lesbi ya?" "Kayak homo," dan masih banyak lagi. Padahal bisa saja kan, kalau mereka memang tertarik pada satu hal, misalnya suka baca komik yang sama, dan anak-anak lain ternyata tidak suka? Otomatis mereka jadi 'nempel' karena memang cocok. Tapi kalau dua orang berlainan 'jenis' terlihat akrab, kemana-mana juga berdua, sepertinya hampir tidak ada celetuk, "Eh kalian berdua pacaran ya?" Sepertinya anak-anak jaman sekarang lebih tertarik pada orang-orang homo atau lesbian.



Kalau ada cerita, misalnya di Alkitab, tentang Yudas yang menyerahkan Yesus dengan cara menciumnya, atau Paus yang menenangkan raja juga dengan cara menciumnya, langsung terdengar orang-orang mencap 'homo'. Padahal bukankah ciuman menandakan cinta, dan cinta bisa terjadi antara orang tua dengan anak, antara sahabat, bahkan antara hewan dengan pemiliknya? Sayangnya pengertian ciuman sudah dicampuradukkan dengan ciuman yang bersifat vulgar, hanya mengumbar hawa nafsu seperti dalam film-film Barat. Karena Yesus orang yang penuh kasih, tidak salah bila Dia mencintai saudara-saudara manusiaNya dan ditunjukkan dengan ciuman, bukan? Bahkan sekalipun ciuman maut Yudas pun diterimaNya.

Guru saya pun mengatakan bahwa orang-orang homo dan lesbian adalah orang-orang berdosa. Padahal kalau saya renungkan, terkadang mereka jadi begitu bukan karena kelainan atau dosa, tapi karena terpaksa. Saya pernah membaca sebuah artikel bersambung di tabloid yang menceritakan kehidupan para TKW di HongKong. Banyak di antara mereka yang menikah dengan sesama jenis, padahal suami dan anak-anak menunggu di kampung halaman. Lalu yang jadi pertanyaan, kok bisa?

Rupanya mereka sering merasa kecewa dengan laki-laki. Kalau berkencan dengan laki-laki berkebangsaan asing, setelah itu dipukuli atau dikuras uangnya. Sementara dengan sesama perempuan, mereka saling mengerti, tidak saling menyakiti. Lalu apakah dosa kalau mereka jadi saling jatuh cinta? Kita sendiri apakah mau berpacaran dan (nantinya) menikah dengan orang yang setiap hari memukuli dan 'merampok' hasil kerja keras kita? Kalau memang ada, mungkin memang benar cinta, terpaksa, atau hanya sekedar obsesi saja.

Kemungkinan lainnya, menurut seorang dokter, adalah karena hormon di dalam tubuh. Bisa saja fisiknya seorang perempuan, tapi karena hormon 'laki-laki'nya lebih dominan dibanding hormon 'perempuan'nya, kecenderungannya adalah jatuh cinta pada sesama perempuan, demikian juga dengan sebaliknya. Memang bisa saja sih, orang itu disuntik hormon. Tapi bukankah itu berarti melawan kodratnya, bukan sekadar sebagai Adam dan Hawa, tetapi ciptaan Tuhan yang lain yang memang diciptakan demikian adanya.

Saya lebih tidak setuju dengan kata-kata guru saya, yaitu bahwa 'yang sesama jenis tidak diperbolehkan jadi satu karena kalau perempuan tugasnya melahirkan anak, laki-laki yang membuahi si perempuan. Kalau sesama jenis, maka pasti akan jadi timpang'. Sekarang saya bertanya lagi, memangnya jumlah manusia di bumi ini sudah sedemikian langkanya kah? Kalau badak bercula dua yang dibilang begitu sih oke, tapi manusia? Kalau orang kurang mampu yang punya anak sepuluh dan tidak bisa menghidupi semua anaknya, apakah masih harus mengikuti tugasnya?

Kalau sekadar persoalan sifat, pasti satu dari pasangan tersebut harus mengalah. Bukankah pasangan yang berbeda jenis pun harus rela mengalah? Sering terjadi di antara selebritis kita, karena suami dan istri sama-sama mau kerja, lalu mereka cerai dengan alasan tidak cocok? Kalau begitu, berarti bukan masalah gender, tapi rela berkorban atau tidak, bukankah begitu?

Masalah ini, saya sadari, memang sangat kontroversial, terutama karena menyangkut agama dan Kitabnya. Akan lebih baik apabila masalah 'benar dan tidak' dipisahkan dari pengaruh buruk yang mengkotak-kotakkan suatu perbuatan. Sebuah benda yang terlihat kubus, mungkin dari sisi lain terlihat lancip atau bulat. Kalau kita mencoba melihat orang-orang yang tak kita kenal dari sisinya dan bukannya malah mencap buruk dan dosa, mungkin dunia ini akan jadi penuh cinta, tidak terbatasi peraturan yang tak masuk logika. Semua orang pasti ingin dimengerti, begitu pun mereka yang kita cap berdosa karena 'lesbian' atau 'homo'.

BACA YANG LAIN



3 Tanggapan Anda:

Bara Satrio said...

Jadi sebetulnya TUHAN itu tidak saja menciptakan laki-laki dan perempuan. Tapi masih ada kaum HOMOSEXUAL.... setuju buangeetttt...

Anonymous said...

vickij memberi suara:
kalo orang tidak mampu mencintai lawan jenis ya...gak masalah bagi yang menjalaninya..dari zaman doeloe sudah ada kok orang yang homofile..dalam alkitab pun sudah terjadi hal yang sedemikian...coba baca dari kitab Imamat, Yesaya...Tuhan juga akan mempertimbangkannya nantinya.
orang yang sedemikian janganlah dijauhi atau dikicilkan...mereka jugaa manusia seperti kita yang mempunyai martabat.
tapi apa sulitnya jika kita dapat mencintai lawan jenis kita..itu lebih baik kok...kan saling melengkapi antara laki2 dan perempuan...ciuman perempuan kepada laki2 atau sebaliknya itu sangat menggetarkan jiwa lho... tapi jangan kita menyalah gunakan hal itu. Atau kita jangan coba2 kalau mencintai sesama jenis selagi kita dapat mencintai lawan jenis... Kiranya Tuhan mempertimbangkannya dan mengetahui isi kehidupan kita...

Anonymous said...

Tuhan Allah menciptakan laki-laki dan perempuan untuk saling melengkapi.secara nyata..oarang tdk akan mau dicap sebagai homo sexual. kebiasaannya yang merupakan faktor terbentuknya sikap itu. Realitanya...homosexual itu berdosa dari segi agama...dan tidak diakui oleh negara.seoarang lesbi dan homo..juga manusia...mereka punya martabat. mereka menyadari mereka berdosa. Akhirnya..bagi kita kaum perempuan dan laki-laki..hiduplah menurut kehendak Tuhan. Tuhan Memberkati. GBU

Post a Comment

Buat Temen-Temen Semua. makasih telah mengunjungi BLOG kita. Kami berharap jadikan ini semua sebagai sarana komunikasi dan curahan rasa "kangen" kita semua